Kamis, 18 Maret 2010

Tantangan Dunia Islam, Penyebab Sakitnya Kaum Muslimin

Al Ustadz Abul Mundzir Dzul Akmal As Salafiy


Allah Subhana wa Ta`ala telah berfirman : “Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan Din (Agama) yang haq agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang orang musyrik benci.” (QS. As Shaff: 9)


Ayat Yang Mulia ini dijelaskan oleh Imam Ahlis Sunnah pada abad ini, Al Imam Al `Allaamah Az Zaahid Al Wara` Syaikul Islam Muhammad Naashiruddin Al Albaaniy di dalam kitabnya Silsilatul Ahaadist As Shohihah (1/6) di mana ayat yang mulia ini telah memberikan khabar gembira buat kita bahwa masa depan itu akan berada di tangan Din Islam, Din Islam akan menguasai, akan menang dan hukumnya akan mengalahkan agama agama lainnya seluruhnya. Sesungguhnya sebahagian manusia menyangka bahwa janji sudah terbukti seluruhnya di zaman Nabi Shollallahu `alaihi wa Sallam, Al Khulafaur Rasyidiin, dan Raja raja yang sholih, sebetulnya tidak demikian, yang sudah terbukti dari janji ini baru sedikit sebagaimana dijelaskan oleh Nabi Muhammad Shollallahu `alaihi wa Sallam, “Tidak akan hilang siang dan malam sampai al laata dan al `uzza diibadati. Berkata `Aisyah Radhiallahu `anha: Ya Rasulullah, sesungguhnya saya mengira ketika turunnya ayat Allah Ta`ala, “Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan Din (Agama) yang haq agar Dia memenangkannya di atas segala agama agama lainnya meskipun orang orang musyrik benci.” Seluruhnya itu sudah sempurna; Rasulullah Shollallahu `alaihi wa Sallam berkata : “Sesungguhnya hal yang demikian akan terjadi sesuai dengan kehendak Allah.” Diriwayatkan oleh Muslim dan selainnya, dan Syaikh Al Albaaniy juga mengeluarkan hadist ini dalam kitabnya Tahdziirus Saajid min ittikhadzil qubuur masaajid Hal. 122.


Sesungguhnya hadist hadist lainnya yang menjelaskan tentang kemenangan Din Islam dan jauh jangkauan tersebarnya, sekira kiranya tidak memberikan kesempatan buat kita untuk ragu dan bimbang tentang bahwa masa depan itu akan berada di tangan ummat Islam dengan idzin Allah dan Taufiq-Nya.


Jadi kalau kita menela`ah ayat yang mulia ini tentu kita akan paham bahwa tidak akan ada sebetulnya tantangan dunia Islam, dengan arti kalau dunia Islam (ummat Islam) itu betul betul kembali kepada Din (Agama) mereka dan mengamalkannya sebagaimana yang telah diamalkan oleh generasi terbaik ummat ini (para shahabat, tabi`in dan atbaauttabi`in). Syaikh Al Albaani rahimahullah Ta`ala juga telah menjelaskan hal ini dalam kitabnya Fiqhul Waqi', hal. 53-55. Dengan topik : “penyebab sakitnya kaum Muslimin”


Sesungguhnya sakitnya kaum Muslimin pada hari ini bukan dikarenakan mereka tidak menguasai (bodohnya) mereka dengan satu cabang ilmu tertentu, saya berkata (Syaikh Al Albaaniy): “Ini diakui bahwa setiap ilmu itu akan memberikan manfa`at bagi kaum Muslimin dan diwajibkan untuk mengetahuinya sesuai dengan qadarnya, akan tetapi sebab kemunduran yang menimpa kaum Muslimin sekarang ini bukan karena bodohnya mereka dengan kekinian (fiqhul waaqi`), atau dengan arti kata karena mereka tidak menguasai tekhnologi (iptek) sebagaimana orang orang barat menguasai iptek tersebut, sehingga hal ini menjadi tantangan bagi mereka untuk maju, tidak, sekali lagi tidak!! Sebetulnya penyebab hal demikian ialah karena mereka lalai dalam mengamalkan hukum hukum Din mereka, baik Al Quran atau Sunnah. Seperti yang dipertegas dalam hadist shohih yang akan datang ini.


إِذَا تَبَايَعْتُمْ بِالْعِيْنَةِ وَأَخَذْتُمْ أَذْنَابَ الْبَقَرِ وَرَضِيْتُمْ بِالزَّرَعِ وَتَرَكْتُمُ الْجِهَادَ، سَلَّطَ اللهُ عَلَيْكُمْ ذُلاًّ لاَ يَنْزِعُهُ حَتَّى تَرْجِعُوْا إِلَى دِيْنِكُمْ


“Apabila kalian telah berjual beli dengan cara ‘inah, dan kalian telah disibukkan memegang ekor-ekor sapi, dan telah senang dengan bercocok tanam dan juga kalian telah meninggalkan jihad, niscaya Allah akan kuasakan/ timpakan kehinaan kepada kalian, tidak akan dicabut/ dihilangkan kehinaan tersebut hingga kalian kembali kepada agama kalian.”


Hadits yang mulia di atas diriwayatkan oleh Abu Dawud no. 3003 dalam kitab Al Buyu’, bab An-Nahyu ‘anil 'inah dan Al-Imam Ahmad (2/28). Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullah menshahihkan hadits ini dalam kitabnya Silsilah Al-Ahadits Ash- Shahihah no. 11.


Syaikh Al Albaaniy mensyarahkan hadist ini sebagai berikut :


1. Apabila kalian telah berjual beli dengan cara ‘inah.
Menunjukan tentang satu jenis jual beli bentuk riba yang dipraktekkan dalam masyarakat.

2. Dan kalian telah disibukkan memegang ekor-ekor sapi, dan telah senang dengan bercocok tanam.
Ini menunjukan bersungguh sungguhnya orang mencari kehidupan dunia dan larut dalam kehidupan dunia itu, kemudian melalaikan ajaran syari`atnya dan hukum hukum Din (agama) nya.

3. Dan juga kalian telah meninggalkan jihad.
Ini akibat dan hasil dari perbuatan yang diatas, dimana kalau ummat Islam itu sudah sibuk dengan dunianya, melupakan ajaran Dinnya, diantaranya meninggalkan jihad, melakukan jual beli riba tanpa memperdulikan lagi larangan larangan Allah Subhana wa Ta`ala, larut siang dan malam menuntut ilmu ilmu keduniaan dengan tidak memperdulikan lagi menuntut ilmu yang bermana`at dan menyelamatkannya, maka sudah tentu Allah akan menimpakan atas kehinaan sebagaimana yang dijelaskan di atas.

Sebagaimana dijelaskan oleh Allah Ta`ala :

“Hai orang orang yang beriman, apakah sebabnya apabila dikatakan kepada kamu: “Berangkatlah untuk berperang di jalan Allah” kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini dibandingkan dengan kehidupan di akhirat hanya sedikit.” (QS. At Taubah: 38)

Perkataan Rasul Shollallahu `alaihi wa Sallam :

“Allah akan menimpakan atas kalian kehinaan yang tidak akan dicabut dari kalian sampai kalian kembali kepada Din kalian.”

Pada hadist ini merupakan isyarat yang sangat jelas sekali bahwa Ad Din (agama) yang diwajibkan kita untuk kembali kepadanya ialah Ad Din yang sudah disebutkan oleh Allah Ta`ala dalam berbagai surat dalam Al Quran, diantaranya :

“Sesungguhnya Ad Din (agama) yang paling benar disisi Allah ialah Al Islam.” (QS. Ali `Imraan: 19)

Dalam surat yang lain :

“Pada hari ini Saya telah sempurnakan bagi kalian Din (agama) kalian dan telah Saya cukupkan atas kalian nikmat Saya dan Saya redho Islam menjadi Din (agama) kalian.” (QS. Al Maaidah: 3)

Ad Din (Syari`at) ini betul betul sudah disempurnakan oleh Allah `Azza Wa Jall, tidak memerlukan lagi kepada penambahan dan pengurangan seluruhnya sudah dijelaskan oleh-Nya dan diamalkan oleh Rasul-Nya Shollallahu `alaihi wa Sallam dan para shahabatnya Radhiallahu `anhum. Akan tetapi jangan terbayang oleh kita bahwa seluruhnya itu ada dalam Al Quran, atau dengan kata lain bahwa Al Quran itu merupakan sumber ilmu pengetahuan, ini adalah perkataan dusta terhadap Allah dan Rasul-Nya, sebab Allah Subhana wa Ta`alah telah menjelaskan kepada kita bahwa Al Quran itu adalah petunjuk bagi orang orang yang Bertaqwa. Sebagaimana dijelaskan dalam ayat,

“Alif laam miim, Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.” (QS. Al Baqarah: 1-2)

Bukan sebagaimana da`waan orang orang pencinta dan pengagung iptek, dimana mereka ini memposisikan Al Kitab ini seperti enklosipedi, namun realisasi kandungan Al Quran itu tidak pernah nampak dalam kehidupan mereka, dengan arti kata mereka tidak mengamalkan Al Quran itu sebagaimana yang telah diamalkan dan dipraktikkan oleh generasi generasi terbaik ummat ini.

Ayat yang mulia di atas telah dikomentari oleh Al Imam Malik Rahimahullah sebagai penegas dan penjelas terhadap maksudnya, beliau Rahimahullah berkata : “Apa apa yang tidak merupakan ajaran Din (agama) pada masa itu (masa Rasulullah Shollallahu `alaihi wa Sallam dan para shahabatnya), maka tidak berhak juga untuik dikatakan dan dimasukan ke dalam ajaran Din pada masa ini, dan tidak akan baik akhir dari ummat ini kecuali bila mereka memperbaiki diri mereka dengan cara ummat yang awal dahulu.”

0 komentar: